Laporan Mata Kuliah Manajemen Sumberdaya Perikanan

BAB I
PENDAHULUAN


A.Latar Belakang

Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai. Ekosistem memiliki ciri-ciri antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi. Hewan dan tumbuhan rendah yang hidup di habitat air, tekanan osmosisnya sama dengan tekanan osmosis lingkungan atau isotonis. 
Perairan air tawar, salah satunya kolam menempati ruang yang lebih kecil bila dibandingkan dengan lautan maupun daratan, namun demikian ekosistem air tawar memiliki peranan yang sangat penting karena merupakan sumber air rumah tangga dan industri yang murah. Perairan air tawar merupakan tempat disposal/pembuangan yang mudah dan murah (Heddy dan Kurniati, 1994). Kolam  merupakan salah satu contoh perairan tawar buatan yang dibuat dengan cara menggali tanah menbentuk suatu wadah penampungan air yang sesuai yang dinginkan, tertentu dengan berbagai tujuan yaitu sebagai pencegah banjir, untuk kegiatan perikanan baik perikanan budidaya. Dengan demikian keberadaan kolam telah memberikan manfaat sendiri bagi masyarakat yang punya maupun masyarakat yang ada di sekitarnya.

  Sektor perikanan perlu penguatan dan pengembangan usaha perikanan bukan hanya di bidang budidaya saja melainkan dapat dikembangkan untuk sektor usaha perikanan yang mampu menguatkan perekonomian di Indonesia. Potensi yang baik untuk dikembangkan menjadi peluang usaha yang menjanjikan satu diantara nilai tambah sektor perikanan budidaya adalah wisata pemancingan. Usaha wisata pemancingan mampu menyerap tenaga kerja terutama bagi masyarakat sekitar daerah wisata pemancingan sehingga dari segi ekonomi  dapat membantu mensejahterakan masyarakat. Saat ini jumlah tempat wisata pemancingan semakin banyak dikembangkan untuk memenuhi keinginan masyarakat akan kebutuhan memancing serta berekreasi bersama keluarga ataupun kerabat dekat untuk bersantai sejenak sambil melepas kepenatan pekerjaan sehari-hari
Pemancingan merupakan satu jenis usaha yang bergerak di bidang jasa perikanan, khususnya penyewaan tempat untuk memancing dan penjualan ikan yang dipancing dengan usaha bahan baku ikan hidup yang sehat dan segar dalam jumlah yang cukup banyak. Hal tersebut disebabkan banyaknya pecinta memancing di Indonesia. Kegiatan memancing saat ini  merupakan kegiatan yang sudah semakin marak perkembanganya di Indonesia, tidak hanya dilaut, pinggiran sungai, empang/kolam, lapak-lapak pemancingan dan lainnya.      
Kegiatan memancing sudah merupakan suatu yang umum dan tidak asing lagi bagi masyarakat. Pada mulanya memancing memang merupakan kegiatan yang membutuhkan keseriusan dan bahkan merupakan mata pencaharian. Melihat berjalannya waktu tanpa harus meninggalkan fungsi awalnya, kini merupakan suatu alternatif hobi bagi kebanyakan orang. Saat ini perkembangan penyediaan lahan untuk pemancing telah memasuki sebagai bidang usaha yang menjanjikan.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan konsumen akan berwisata memancing serta latar belakang negara Indonesia yang memiliki potensi perikanan yang beragam seperti perikanan tangkap dan perikanan budidaya maka pembangunan sektor perikanan terus ditingkatkan melalui usaha diversifikasi (penganekaragaman) dengan tujuan meningkatkan produksi perikanan sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani atau nelayan, memperluas lapangan pekerjaan, mendorong pemerataan kesempatan berusaha serta meningkatkan gizi konsumen melalui konsumsi ikan. Sektor perikanan menjadi peluang usaha sebagai sumber pangan, sumber pangan protein ikan dapat diperoleh diantaranya melalui usaha perikanan budidaya ( Fausia, 2006). 
Bahan baku  ikan yang digunakan oleh tempat pemancingan adalah ikan mas, mujair, gurami, bawal, patin dan lele. Ikan-ikan tersebut didapat dari para pembudidaya-pembudidaya ikan air tawar yang berada di daerah setempat ataupun di luar kota. Rataan ikan yang digunakan berasal dari ikan hasil budidaya kolam, tetapi jarang ada yang menggunakan ikan hasil dari budidaya kolam air deras dan karamba, karena harga ikan hasil dari budidaya kolam air deras dan karamba sangat mahal. Ikan hasil budidaya air deras dan karamba berbeda dengan ikan hasil budidaya di kolam dengan air yang tenang, yaitu bentuk fisik, kelincahan, rasa daging dan respon ikan terhadap rangsangan makanan. Oleh karena itu, pemancingan selalu ingin sekali memakai ikan dari budidaya air deras atau karamba, tetapi permasalahannya harga ikan yang saat ini sedang naik, sehingga membuat tempat-tempat pemancingan sulit untuk mengatasinya.
Pemancingan Lembah Tenang merupakan salah satu usaha pemancingan yang terdapat di Samarinda khususnya Kecamatan Samarinda Utara. Pemancingan Lembah Tenang adalah satu diantara pemancingan yang menggunakan  bahan baku  ikan air tawar untuk di pancing yaitu ikan mas dan ikan lele. Pemancingan Lembah Tenang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada, yaitu banyaknya penghobby mancing yang berada kota Samarinda dan juga banyaknya warga yang menyukai santapan ikan. Berawal dari tekat, kemamuan dan kemampuan pemilik pemancingan Lembah Tenang, pemancingan ini menjadi usaha yang menguntungkan yang dapat terus berkembang apabila kualitasnya terus ditingkatkan.

B.Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dengan dilakukannya praktikum ini yaitu:
a.Untuk mengetahui salah satu usaha pemancingan di Kota Samarinda
b.Memperoleh data tentang usaha pemancingan Lembah Tenang, yang digunakan untuk praktikum mata kuliah komoditi perikanan
c.Untuk memperoleh data komoditi-komoditi perikanan apa saja yang ada di kolam pemancingan Lembah Tenang
d.Untuk memperoleh pengetahuan tentang usaha di sektor perikanan yang mampu berkembang
e.Melatih mahasiswa untuk terjun langsung ke lapangan melihat kondisi tempat yang dijadikan sebagai pemancingan ikan air tawar.
f.Agar mahasiswa dapat mengenal dan mengetahui usaha pemancingan seperti yang di pak Atek di pemancingan Lembah Tenang yang ada di Samarinda bagian Utara.
g.Agar mahasiswa dapat mengentahui kendala-kendala yang biasa di alami pada    pengusaha pemancingan.
h.Melatih mahasiswa untuk bersosialisasi kepada masyarakat.
i.Mengetahui bagaimana kondisi dan kualitas fisika serta kimia air kolam.

C.Manfaat Praktikum
a.Mengetahui usaha dibidang perikanan yang ada di samarinda salah satunya adalah kolam pemancingan Lembah Tenang
b.Menjadi pengetahuan bahwa kolam pemancingan  merupakan salah satu usaha dibidang perikanan yang mampu berkembang dan menguntungkan
c.Pemilik kolam pemancingan Lembah Tenang bapak Atek, menjadi panutan sebagai seseorang yang mampu mengembangkan usahanya dengan kemauan keras dan pengalaman
d.Mengetahui komoditi-komoditi apa saja yang sering dijual di kolam pemancingan dan yang paling diminati pelanggan.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1IKAN MAS ( Cyprinus carpio L ). 
A.Sejarah Singkat
Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih kesamping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya. 
B.Sentra Perikanan
Budidaya ikan mas telah berkembang pesat di kolam biasa, di sawah, waduk, sungai air deras, bahkan ada yang dipelihara dalam keramba di perairan umum. Adapun sentra produksi ikan mas adalah: Ciamis, Sukabumi, Tasikmalaya, Bogor, Garut, Bandung, Cianjur, Purwakarta 
C.Jenis
Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut: 
Kelas : Osteichthyes 
Anak kelas : Actinopterygii 
Bangsa : Cypriniformes 
Suku : Cyprinidae 
Marga : Cyprinus 
Jenis : Cyprinus carpio L. 
Saat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau stain. Perbedaan sifat dan ciri dari ras disebabkan oleh adanya interaksi antara genotipe dan lingkungan kolam, musim dan cara pemeliharaan yang terlihat dari penampilan bentuk fisik, bentuk tubuh dan warnanya. Adapun ciri-ciri dari beberapa strain ikan mas adalah sebagai berikut:
1.Ikan mas punten:  sisik berwarna hijau gelap; potongan badan paling pendek;  bagian punggung tinggi melebar; mata agak menonjol; gerakannya gesit; perbandingan antara panjang badan dan tinggi badan antara 2,3:1. 
2. Ikan mas majalaya: sisik berwarna hijau keabu-abuan dengan tepi sisik lebih gelap; punggung tinggi; badannya relatif pendek; gerakannya lamban, bila diberi makanan suka berenang di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,2:1. 
3. Ikan mas si nyonya: sisik berwarna kuning muda; badan relatif panjang; mata pada ikan muda tidak menonjol, sedangkan ikan dewasa bermata sipit; gerakannya lamban, lebih suka berada di permukaan air; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,6:1. 
4. Ikan mas taiwan: sisik berwarna hijau kekuning-kuningan; badan relatif panjang; penampang punggung membulat; mata agak menonjol; gerakan lebih gesit dan aktif; perbandingan panjang badan dengan tinggi badan antara 3,5:1. 
5.Ikan mas koi: bentuk badan bulat panjang dan bersisisk penuh; warna sisik bermacam-macam seperti putih, kuning, merah menyala, atau kombinasi dari warna-warna tersebut. Beberapa ras koi adalah long tail Indonesian carp, long tail platinm nishikigoi, platinum nishikigoi, long tail shusui nishikigoi, shusi nishikigoi, kohaku hishikigoi, lonh tail hishikigoi, taishusanshoku nshikigoi dan long tail taishusanshoku nishikigoi. 
Dari sekian banyak strain ikan mas, di Jawa Barat ikan mas punten kurang berkembang karena diduga orang Jawa Barat lebih menyukai ikan mas yang berbadan relatif panjang. Ikan mas majalaya termasuk jenis unggul yang banyak dibudidayakan. 
D.Manfaat
1.Sebagai sumber penyediaan protein hewani. 
2. Sebagai ikan hias. 
E.Persyaratan Lokasi
1.Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding kolam. 
2.Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi. 
3. Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m dpl. 
4. Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah pabrik.
5.Ikan mas dapat berkembang pesat di kolam, sawah, kakaban, dan sungai air deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha, sedangkan untuk pembesaran di kolam air deras debitnya 100 liter/menit/m3. 
6. Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 7-8. 
7.Suhu air yang baik berkisar antara 20-25 oC. 
2.2   IKAN LELE ( Clarias ) 
A. Sejarah Singkat
Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. 
Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan. 
D.Sentra Perikanan
Ikan lele banyak ditemukan di benua Afrika dan Asia. Dibudidayakan di Thailand, India, Philipina dan Indonesia. Di Thailand produksi ikan lele ± 970 kg/100m2/tahun. Di India (daerah Asam) produksinya rata-rata tiap 7 bulan mencapai 1200 kg/Ha. 
E.Jenis
Klasifikasi ikan lele menurut Hasanuddin Saanin dalam Djatmika et al (1986) 
adalah: 
Kingdom : Animalia 
Sub-kingdom : Metazoa 
Phyllum : Chordata 
Sub-phyllum : Vertebrata 
Klas : Pisces 
Sub-klas : Teleostei 
Ordo : Ostariophysi 
Sub-ordo : Siluroidea 
Familia : Clariidae 
Genus : Clarias


Di Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan lele yang dapat dikembangkan: 
1.Clarias batrachus, dikenal sebagai ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera Barat), ikan maut (Sumatera Utara), dan ikan pintet (Kalimantan Selatan). 
2.Clarias teysmani, dikenal sebagai lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih (Padang). 
3.Clarias melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera Selatan), wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat). 
4.Clarias nieuhofi, yang dikenal sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera Barat), kaleh (Kalimantan Selatan). 
5.Clarias loiacanthus, yang dikenal sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikan penang (Kalimantan Timur). 
6. Clarias gariepinus, yang dikenal sebagai lele Dumbo (Lele Domba), King cat fish, berasal dari Afrika. 
D. Manfaat
1.Sebagai bahan makanan 
2.Ikan lele dari jenis C. batrachus juga dapat dimanfaatkan sebagai ikan pajangan atau ikan hias. 
3.Ikan lele yang dipelihara di sawah dapat bermanfaat untuk memberantas hama padi berupa serangga air, karena merupakan salah satu makanan alami ikan lele. 
4.Ikan lele juga dapat diramu dengan berbagai bahan obat lain untuk mengobati penyakit asma, menstruasi (datang bulan) tidak teratur, hidung berdarah, kencing darah dan lain-lain. 
E. Persyaratan Lokasi
1.Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos, berlumpur dan subur. Lahan yang dapat digunakan untuk budidaya lele dapat berupa: sawah, kecomberan, kolam pekarangan, kolamkebun, dan blumbang. 
2.Ikan lele hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai daerah yang tingginya maksimal 700 m dpl. 
3.Elevasi tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 5-10%. 
4.Lokasi untuk pembuatan kolam harus berhubungan langsung atau dekat dengan sumber air dan tidak dekat dengan jalan raya. 
5.Lokasi untuk pembuatan kolam hendaknya di tempat yang teduh, tetapi tidak berada di bawah pohon yang daunnya mudah rontok. 
6.Ikan lele dapat hidup pada suhu 200 C, dengan suhu optimal antara 25-280C. Sedangkan untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26-300C dan untuk pemijahan 24-280 C.
7.Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup, sekalipun kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin zat O2. 
8.Perairan tidak boleh tercemar oleh bahan kimia, limbah industri, merkuri, atau mengandung kadar minyak atau bahan lainnya yang dapat mematikan ikan. 
9.Perairan yang banyak mengandung zat-zat yang dibutuhkan ikan dan bahan makanan alami. Perairan tersebut bukan perairan yang rawan banjir. 
10.Permukaan perairan tidak boleh tertutup rapat oleh sampah atau daun-daunan hidup, seperti enceng gondok. 
11.Mempunyai pH 6,5–9; kesadahan (derajat butiran kasar ) maksimal 100 ppm dan optimal 50 ppm; turbidity (kekeruhan) bukan lumpur antara 30–60 cm; kebutuhan O2 optimal pada range yang cukup lebar, dari 0,3 ppm untuk yang dewasa sampai jenuh untuk burayak; dan kandungan CO2 kurang dari 12,8 mg/liter, amonium terikat 147,29-157,56 mg/liter. 

BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1Waktu dan Lokasi Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2011, pada pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai. Lokasi praktikum adalah di kolam pemancingan Lembah Tenang, Jl.Rimbawan RT 44, Jl.Raya Smd-Btg (sebelum KRUS), Samarinda Utara.
2.2Metode Pengumpulan Data Praktikum
Pengumpulan data digunakan untuk hasil dan pembahasan dalam praktikum ini, metode yang digunakan dalam pengumpulan data praktikum ini, ada dua yaitu data primer dan data  sekunder :
1. Data primer
Data primer merupakan data utama yang diperoleh baik melalui pengamatan langsung (observasi) dari lapangan maupun wawancara kepada responden atau pemilik kolam pemancingan Lembah Tenang, yang berpedoman pada daftar informasi data-data yang akan di bahas. Adapun data primer yang akan diperlukan dalam praktikum ini adalah :
a.Input (asal ikan, ukuran, harga beli ikan, jumlah pembelian)
b.Penjualan (jenis komoditi ikan, harga jual dan ukuran, jumlah terjual/bulan, pemasaran, tujuan pemasaran)
c.Lain-lain (sejarah dan asal usul usaha berdiri, sumber air yang digunakan, kondisi kolam, foto usaha, dll)

2.Data sekunder
Data sekunder merupakan data penunjang atau pendukung yang diperoleh diperoleh dari studi kepustakaan dari berbagai referensi atau sumber-sumber lain yang berkaitan dengan hasil laporan praktikum ini.
2.3Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu menggambarkan data-data yang didapat dengan kata-kata atau kalimat, kemudian dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Kakteristik Lokasi Pemancingan 
Lokasi untuk memancing ikan mas dibedakan menjadi dua yaitu lokasi alam dan buatan. Lokasi alam meliputi daerah perairan seperti sungai, rawa, situ, telaga, danau dan waduk-waduk besar pengairan. Lokasi buatan meliputi empang, kolam pancing, balong, dan lainnya yang sengaja dibuat untuk memenuhi kebutuhan para pemancing ikan mas ini. Untuk memanjakan pemancing, kolam pancing diisikan terlebih dahulu ikan masnya atau sesuai perjanjian yang tentunya tak tertulis. Ada beberapa sistim yang diterapkan pada empang yaitu harian, kiloan, borongan, lomba dan galatama.
Untuk lokasi buatan, Sudah ada 3 tempat pemancingan yang ada di samarinda. Namun untuk lokasi alam, mungkin agak sulit mencarinya di sungai karang mumus samarinda ini karena alamnya yang mulai terkontaminasi limbah industri dan terusik tangan manusia. Bila ingin mencari lokasi alam yang menarik dan masih menjanjikan khususnya untuk ikan air tawar, mungkin harus mencarinya di samarinda yang masih belum tercemar berat perairannya.
Kolam Air Tenang (KAT)
Kolam ini dibuat di permukaan tanah, berlahan luas (lebih dari 100m2), dan umumnya berpematang tanah. Debit air dalam KAT kecil sehingga kondisi airnya tidak deras atau tenang.
Kolam Air Tenang terdiri dari tiga bagian  utama yaitu:
a)      Pematang, berfungsi sebagai penahan air sehingga harus kuat dan kokoh.
b)      Pintu Pemasukan, berfungsi sebagai lubang untuk mengalirkan air.
c)      Pintu Pembuangan, berfungsi untukmengeluarkan air saat pengeringan.

4.2  Jenis Kolam Yang Ada Di Pemancingan  Lembah Tenang
1. kolam harian
Kolam harian adalah tempat khusus yang disediakan buat pemancingan. Pada kolam ini biasanya pemancing membayar harga lapak (sewa lapak berikut ikannya) baru kemudian memancing. Mancing harian dapat dilakukan setiap hari bahkan ada pemancingan yang bukanya 24 jam.
2. kolam kiloan
Dinamakan kolam kiloan karena sistim yang dipakai saat mancing di kolam ini yakni dengan menimbang hasil tangkapan yang diperoleh, kemudian pemancing membayar harga berdasar perolehannya.

3. kolam lomba
Di sinilah para pemancing mencoba ketangguhannya dengan menerapkan pengetahuan dan pengalamannya terhadap pemancing yang lain tanpa mengurangi keakraban sesamanya. Pada lomba biasanya penyelenggara telah mengisikan sejumlah ikan terlebih dahulu dan menyediakan sejumlah hadiah-hadiah bagi pemenangnya. Kriteria pemenang ditentukan berdasarkan perolehan terberat perekor yang didapat peserta lomba mancing. Lomba biasanya diadakan mulai sore ssampai malam hari.


Kolam Pemancingan Lembah Tenang

Kolam pemancingan Lembah Tenang berada di daerah Samarinda Utara tepatnya di Jl.Rimbawan RT 44 atau Jl.Raya Smd-Btg (sebelum KRUS). Bapak Atek adalah pengelola dan pemiliki dari kolam pemancingan Lembah Tenang, dengan pengalaman yang cukup dibidang perikanan terutama budidaya udang selama kurang lebih 10 tahun di luar Kalimantan, seperti di Pasuruan Jawa Timur, Denpasar, dan Madura, bapak Atek  ingin mendirikan kolam pemancingan, karena menurut pria berusia 46 tahun ini, usaha dibidang perikanan sangat menjanjikan dan merupakan usaha yang mampu menghasilkan keuntungan, apabila didorong dengan kemauan yang keras dan kemampuan untuk bekerja keras, salah satunya adalah pemancingan ikan, karena pemancingan bukan hanya sekedar menjadi objek mata pencaharian nelayan, pada jaman sekarang pemancingan merupakan sektor usaha, karena banyaknya penghobby mancing di wilayah kota samarinda, keinginan untuk mengembangkan usaha kolam pemancingan pun muncul dan seiring berjalannya waktu pria yang sudah berkeluarga ini pun, mampu mendirikan kolam pemancingan miliknya tersebut.
Modal awal yang merupakan awal untuk berdirinya usaha kolam pemancingan Lembah Tenang ini adalah tanah, tanah yang digunakan untuk mendirikan kolam pemancingan milik bapak Atek adalah milik mertua bapak Atek sendiri dengan luas lahan 1,2 ha (hektar), yang merupakan dukungan tersendiri bagi bapak Atek karena sudah dipercaya bahwa ia mampu membuka usaha tersebut. Awal tahun 2004 sampai 2007, kolam pemancingan Lembah Tenang milik ayah dari 2 anak ini, baru bisa dibuka, karena terhambat dana dan biaya pembangunan, sedangkan modal biaya awal yang digunakan adalah modal pribadi dan bantuan dari keluarga. 
Promosi awal yang digunakan bapak Atek untuk memperkenalkan lebih luas usaha kolam pemancingannya tersebut pada awal tahun 2007,dengan alternatif penyebaran brosur, memasang iklan dikoran, memasang umbul-umbul di tepi jalan raya dan mengadakan lomba pemancingan di kolam pemancingan miliknya, dan itu bapak Atek lakukan terus-menerus selama kurang lebih 1 tahun dan memakan biaya kurang lebih Rp 20.000.000,00, dan hasilnya pada saat sekarang kolam pemancingan Lembah Tenang milik bapak Atek ini sudah cukup terkenal dikalangan penghobby mancing di wilayah kota samarinda maaupun diluar kota samarinda , yang bukan hanya dijadikan tempat pemancingan saja, kolam pemancingan juga sebagai wadah untuk berwisata dihari libur bersama keluarga, sahabat-sahabat maupun rekan kerja.
Harga tiket masuk kolam pemancingan Lembah Tenang berkisar Rp 110.000,00. Kolam pemancingan milik bapak Atek ini, buka setiap hari dan di kolam pemancingan ini juga diadakan lomba memancing setiap harinya, yang dimulai pukul setengah 6 sampai pukul 11.00 Wita, pesertanya sekitar 30 orang setiap harinya. Kriteria juara lombanya pun berbeda-beda, yang mendapat ikan warna hitam terbesar mendapatkan hadiah 40% dari total hadiah, yang mendapat ikan warna merah terbesar mendapatkan hadiah 30% dari total hadiah dan yang memperoleh ikan terbanyak mendapatkan hadiah 25% dari total hadiah, tentu hal yang sangat menarik bagi para pemancing mania. Asal pelanggan kolam pemancingan Lembah Tenang pun juga banyak dari daerah lain, selain dari samarinda dari luar samarinda, seperti tenggarong, muara badak, dan bontang.
Bahan baku yang digunakan oleh bapak Atek di kolam pemancingan miliknya adalah Ikan Mas (cyprinus caprio) dan Ikan Lele (clarias). Ikan mas dan ikan lele dibeli dari para pembudidaya air tawar, ikan mas biasanya diperoleh dari pembudidaya yang berada di Loa Kulu, Tenggarong, dengan harga Rp 17.500,00/kg dan dijual dipemancingan Rp 30.000,00/kg, perkilo yang biasa bapak atek beli dari pembudidaya, 1 kilo isi 4, dan setiap minggunya bapak atek menjual 50 kilo ikan mas, ukurannya pun bermacam-macam, yang paling besar sekitar 5 kg beratnya. Ikan lele diperoleh dari pembudidaya yang tempatnya tidak jauh dari tempat kolam pemancingan Lembah Tenang, ikan lele dibeli bapak Atek dengan harga Rp 29.000,00/kg dan dijual dipemancingan Rp 35.000,00/kg, untuk ukurannya juga bermacam-macam.
Bapak atek memiliki 3 orang pekerja tetap dan 2-4 orang pekerja lepas.  Jumlah kolam untuk pemancingan ada 4 sedangkan yang difungsikan hanya 3, karena 1 kolam dijadikan tempat penampungan air, untuk kolam lomba luas kolam 25 x 50 m, dengan kapasitas untuk pengisian ikan mas setiap minggunya 50 kg, dengan ukuran bermacam-macam. Kolam pemancingan biasa bentuknya tidak bersegi dan besar, kapasitas pengisian ikan mas 1 kilo isi 4 sekitar 50 kg /minggunya, untuk kolam pemancingan ikan lele luas kolam dengan bentuk yang tidak bersegi dan besar, kapasitas pengisian ikan lele di kolam 10 kilo, dan bisa hampir 2 bulan karena sifat ikan lele yang tidak bersahabat. Setiap minggunya bapak Atek mengisi kolam ikan mas sebanyak 50 kg, dan 50 kg/minggu pasti habis, maka dari itu bapak Atek terus memproduksi ikan mas karena ketertarikan pelanggan, dan biasanya ikan dari hasil yang diperoleh para pemancing ikan dibawa pulang dan ada juga yang miminta untuk dimasakkan dan dimakan bersama-sama dan tentunya kesenangan tersendiri bagi pelanggan.
Sumber air yang digunakan dari air hujan. Penyedotan air kolam dilakukan seminggu sekali, untuk kolam lomba dengan bentuk dasar kolamnya yang tidak rata dan ada lubang ditengah-tengahnya yang memudahkan untuk proses penyedotan air kolam. Pakan yang masuk kedalam kolam, sekitar 1 ton selama 1 bulan, yang dimakan ikan hanya sekitar 40% dan sisanya menjadi kotoran di dalam kolam, yang harus dilakukan penyedotan, karena jika tidak  berakibat pada ikan-ikan akan mati.
Pakan yang digunakan para pemancing untuk memancing ikan adalah pakan yang dibuat sendiri oleh bapak Atek (pellet digiling), dan dijual menggunakan kaleng susu, dengan harga Rp 3.000,00 – Rp 6.000,00 /kaleng, yang harga perkalengnya Rp 3.000,00 keuntungan yang diperoleh 50% dan harga Rp 6.000,00 keuntungannya juga 50%. Kolam pemancingan Lembah Tenang, juga menyewakan alat pancing dengan harga Rp 10.000,00/stik. 
Kendala dan permasalahan yang dihadapi bapak Atek dalam pengelolaan kolam pemancingan miliknya, masalah dari mesin-mesin yang tak diduga seperti kerusakan jenset, kesalahan pembagian tempat duduk yang kadang membuat pelanggan marah dan kesal, kecepatan untuk pelayanan pelanggan kurang cekatan yang mengurangi kepuasan pelanggan, dan masalah-masalah lain yang tak dapat disangka dapat menimbulkan masalah baru. Kendala yang dihadapi adalah kurangnya pengunjung karena persaingan makin banyak, banyaknya pengusaha-pengusaha lain yang membuka kolam pemancingan dengan kualitas yang lebih, dan salah satu cara mengantisipasinya dengan menjadikan kolam pemancingan lomba sebagai strategi pasar yang dapat menarik minta pelanggan dan penghobby mancing lainnya.
Usaha kolam pemancingan merupakan usaha yang dapat menghasilkan keuntungan, namun banyak yang berlomba-lomba untuk membuka usaha kolam pemancingan lain yang akhirnya menambah daftar-daftar pesaing usaha kolam pemancingan Lembah Tenang milik bapak Atek, dengan menjual kualitas-kualitas yang lebih dibandingkan dengan kolam pemancingan milik bapak Atek yang dapat menarik lebih minat pelanggan yang mencari kepuasan tersendiri bagaimana hobby dan kesenangan memancing dapat tersalur dengan kepuasaan dari penyediaan sarana kolam pemancingan yang lebih memuaskan, adanya pesaing merupakan tuntutan bagi bapak Atek, bagaimana usahanya tersebut bisa berkembang dengan melihat usaha-usaha kolam pemancingan lain lebih maju, dari tempat yang strategis, jenis-jenis ikan yang lebih banyak, event atau lomba yang terus dipromosikan, tempat yang nyaman, dan lain-lain, karena kolam pemancingan adalah salah satu usaha yang sangat diminati pada jaman sekarang ini, tinggal dari diri sindiri mampu atau tidak bersaing dan mengembangkan usaha tersebut agar lebih maju dan dapat menikmati hasil yang menguntungkan.


BAB V
 KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan
1.Jenis komoditi ikan yang menjadi bahan baku di kolam pemancingan Lembah Tenang pemilik bapak Atek, adalah ikan mas (cyprinus caprio) dan ikan lele (clarias).
2.Harga jual ikan, ikan mas dibeli dipembudidaya Rp 17.500,00 dijual di pemancingan Rp 30.000,00. Ikan lele dibeli dipembudidaya Rp 29.000,00 dijual dipemancingan Rp 35.000,00.
3.Strategi pemasarannya untuk kolam pemancingan lomba, yang terus ditingkatkan untuk menarik minat pelanggan dan penghobby mancing.
4.Pemancingan Lembah Tenang bapak Atek, memiliki 4 kolam, yang berfungsi hanya 3, karena 1 kolam untuk tempat penampungan air, 1 kolam ikan mas untuk pemancingan lomba, 2 kolam ikan mas dan ikan lele untuk pemancingan biasa.
5.Sumber air yang digunakan adalah air hujan, dan ditampung pada kolam penampungan air.

B.Saran
1.Kolam pemancingan Lembah Tenang harus diperhatikan kebersihan lingkungannya, agar pelanggan merasa nyaman.
2.Menambah jenis komoditi bahan baku ikan, yang menarik minat pelanggan.
3.Mengembangkan usaha kolam pemancingan agar mampu bersaing disesuaikan dengan kondisi biaya.
4.Meningkatkan sarana dan pelayanan yang lebih baik.
5.Sebaiknya kolam ini kasih tumbuhan air, sejenis eceng gondok agar dapat menyerap unsur hara sehingga kulialitas air kolam tersebut lebih layak digunakan sebagai wadah pembesaran melainkan tempat pemancingan. Selain ini manfaan dari tumbuhan air juga dapat menambah oksigen terlatut dalam air dari hasil  fotosintesis dan juga meningkatkan kecerahan airnya.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standardisasi Nasional. 1999. SN I01-6131-1999 (Produksi induk ikan masCyprinus carpio L. strain majalaya kelas induk pokok). Jakarta
Badan Standardisasi Nasional. 1999. SNI 01-6133-1999 (produksi benih ikan mas,Cyprinus carpio L. strain majalaya kelas benih sebar). Jakarta
Hardjamulia,A. 1995. system pengadaan stok induk ikan mas unggul. Makalah disampaikan pada pelatihan Pengelolaan Induk Ikan Mas di Balai Budidaya Air Tawar, tanggal 10-24 Desember 1995. 13 hal.
Hulata, G., 1995. A review of genetic improvement of the commom carp (Cyprinus carpio L.) and other cyprinids by crossbreeding, hybridization, and selection. Aquaculture 129:143-155
Sucipto, A. 2002. Budidaya ikan nila (Oreochromis sp.). Makalah disampaikan pada Workshop Teknologi dan Manajemen Akuakultur, Himpunan Mahasiswa Akuakultur IPB, di Bogor tanggal 20, 21 dan 28 April 2002. Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi.

Comments

Popular posts from this blog

Laporan PKL PROSES PRODUKSI PENGOLAHAN AMPLANG IKAN BELIDA (Notopterus chitala) DI TOKO TERMINAL AMPLANG HJ. ADAWIYAH SAMARINDA

PLANKTON NET

Laporan PKL Alat Tangkap Bagan Congkel